FENOMENA CHILDFREE YANG DI KAMPANYE'KAN OLEH GITA SAVITRI "BIKIN AWET MUDA", VIRAL JUGA TULISAN LAWASNYA SEBELUM MEMILIH MENJADI CHILDFREE, APAKAH MASIH ADA TRAUMA MASA KECIL? LALU BAGAIMANA PANDANGAN ISLAM TENTANG CHILDFREE?

Apa itu Childfree?

Childfree adalah istilah untuk seseorang ataupun pasangan yang tidak ingin memiliki keturunan setelah menikah, baik anak kandung, anak tiri ataupun anak angkat.

Salah satu influencer sekaligus youtuber yang bernama Gita Savitri belakangan ini viral di media sosial terkait pernyataannya mengenai childfree alias tidak mempunyai anak itu bikin awet muda. 



Menurut Gita, Childfree merupakan rahasia awet muda bagi dirinya dan wanita lain yang memutuskan untuk tidak mempunyai anak. Hal ini disampaikan gita saat membalas suatu komentar dari warganet yang memuji wajahnya awet muda.

"Aku yang umur 24 kalah sama kak git, padahal udah 30, awet muda banget sih". Tulis pengguna akun @itsmeiliyaml18 didalam kolom komentar instagram milik Gita Savitri.

Gita pun membalas komentar tersebut bahwa Chilfree bisa menjadi bahaan anti' aging alami, tak hanya itu menurutnya tidak mempunyai anak akan secara otomatis membuat kamu lebih hemat sehingga memperbolehkan kamu menyimpan banyak uang untuk botox.

percakapan ini muncul dalam postingan instagramnya di reels yang memamerkan foto liburannya bersama suaminya.

Pernyataan gita tersebut tentunya memancing berbagai komentar warganet di instagram dan juga di twitter, karena cibiran tersebut namanya pun menjadi trending topic di twitter.

Childfree ini menjadi perbincangan hangat dalam beberapa tahun kebelakang di Indonesia, kenapa orang-orang memilih Childfree?

Mungkin salah satu alasan seseorang memilih childfree karena adanya kaitan dengan masalah lingkungan, ataupun isu tertentu. Ada juga yang beralasan bahwa  tidak memiliki anak karena populasi manusia di Bumi sudah semakin meningkat.

Lalu, viral juga tulisan lawas milik Gita Savitri di akun bloggernya sebelum ia memutuskan untuk menjadi Childfree.

Menurut blog pribadi yang dia unggah pada tanggal 3 Mei 2015, Gita Savitri menceritakan soal pendapatnya terkait orang tua, yang menurut dia menjadi orang tua adalah hal yang sulit.

"Jadi orang tua itu ternyata sulit, (gue baru mikirin aja udah pusing), katanya dalam blog tersebut.

Gita pun sudah membahas mengenai rencananya soal anak dengan pacarnya, yaitu Paulus Andreas Partohap Silalahi yang kini telah menjadi suaminya Gita.

Keduanya yang saat itu masih belum menikah itu memiliki keinginan yang sama, yakni mempunyai keluarga yang bahagia, saling membantu dalam hal mendidik anak yang benar.

dalam tulisan blog nya, gita mengatakan "Gue pernah ngobrol gitu sama cowok gue, gue sama dia setuju kalau anak kita nanti mesti dididik dengan bener-bener, dituntun dan dikasih tau mana yang bener mana yang salah tetapi tidak menggurui".

Gitasav pun juga menyebut bahwa dirinya ingin memiliki dua anak, serta apa saja yang ingin mereka lakukan terhadap dua anak tersebut.

"Gue pernah bilang ke doi kalau kita berempat (Gue pingin punya dua anak Inshaallah) tiap jum'at ada tarbiyah dirumah biar anak gue punya karakter, prinsip, pendirian dan ngerti jelas mana hitam dan mana putih. Ngaji bareng-bareng diskusi bareng-bareng, pilih temennya jelas harus yang sesuai sama umur anak-anak gue pasti" Ujarnya.

Diduga bahwa Gita Savitri ini mempunyai trauma masa kecil yang belum sembuh, terungkap pada postingannya di tahun 2018 yang menceritakan mengenai latar belakang keluarganya.

"Aku menemukan bahwa aku dibesarkan oleh ibu yang narsistik" ungkapnya pada tulisan dalam blognya tersebut.

Dirinya pun mengaku bahwa sifat yang Ibunda yang Narsistik ternyata menurun pada dirinya.

"Aku merasa sifat ini menurun ke aku, tapi untungnya aku sadar diri" ungkapnya.

Ia juga merasa bahwa seorang seperti dirinya yang memiliki sifat tersebut tak akan ideal bila menjadi seorang ibu.

"Nah, au mikir bahwa manusia seperti aku ini kayaknya gak ideal untuk menjadi seorang ibu. Secara mental pun kayaknya aku gak bisa". 

btw, Narsistik adalah kondisi gangguan kepribadian dimana seseorang menganggap bahwa dirinya tersebut sangat penting dan harus dikagumi, penderita narsistik ini selalu menganggap dirinya lebih baik dibandingkan orang lain. Kondisi ini juga bisa dialami oleh siapa saja, namun umumnya kondisi ini ditemukan pada usia dewasa ataupun remaja. Ada beberapa faktor, diantaranya :

- Sikap orang tua yang selalu meremehkan si kecil, mengejek rasa takut anak, serta kebutuhan si kecil.

- Kurang pujian dan kasih sayang selama masa kanak-kanak.

- Pola asuh dan Pola didikan orang tua yang tidak bisa diandalkan.

- Mempelajari perilaku manipulatif dari orang tua.

Sebenernya penyebab utamanya ini belum ada, tapi mungkin bisa jadi masa kanak-kanak yang disfungsional memiliki kolerasi dengan gangguan kepribadian narsistik. Faktor disfungsional tersebut bisa saja karena orang tua yang memanjakan anaknya terlalu berlebihan, memiliki ekspetasi yang tinggi terhadap anak, perilaku yang kejam terhadap anak ataupun anak sering diabaikan oleh orang tua.

disalah satu bukunya yaitu Rentang kisah, di Bab pertama Gitasav juga menuliskan tentang Ibu. Judul bab tersebut ialah "IBU SELALU SALAH", ia juga menuliskan bahwa "Seringkali aku iri dengan teman-teman yang memiliki hubungan harmonis dengan ibunya".

Baginya, ibu adalah seseorang yang kerjaannya cuma marah-marah. Apapun yang ia lakukan selalu salah, dinilai tidak becus ataupun cuma bikin emosi.

"Aku masih ingat betul bagaimana sosoknya dimataku kala itu. Ibu adalah seseorang yang kerjaannya cuma marah-marah. Apapun yang aku lakukan selalu salah, selalu dinilainya enggak becus dan cuma bisa bikin emosi" ungkapnya pada buku tersebut.

Ia juga bercerita bahwa ia dengan ibunya seringkali terlibat pertengkaran, dan baginya hal tersebut membuat ibu menjadi sosok yang ditakuti, bukan di hormati.

Bagaimana Pandangan Islam mengenai Childfree?

Yang pertama, Mempunyai anak adalah fitrah manusia dan kebahagiaan orang tua adalah memiliki anak. Betapa banyak pasangan yang sedih karena ingin sekali mempunyai anak tetapi saat ini belum dianugerahi oleh Allah SWT, mereka bahkan mengorbankan apa saja untuk memiliki keturunan. 

Anak-anak adalah permata hati dan kebahagiaan bagi mereka yang masih berada dalam fitrah, Allah Ta'ala berfirman dalam surah Al'Imron, ayat 14 yang artinya :

"Dijadikan Indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini berupa wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia , dan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik (Surga)".

Para Nabi pun ada yang belum dikaruniai anak sampai mereka berumur tua, seperti Nabi Ibrahim AS dan Nabi Zakaria AS. Mereka tentu sedih jika tidak mempunyai anak dan tidak ada yang meneruskan generasi dan gen mereka di bumi ini. Mereka pun berdo'a kepada Allah Ta'ala agar dikaruniai anak dan Allah Ta'ala mengabulkan doa mereka.

Doa Nabi Zakaria, ada dalam surah Al-Anbiya Ayat 89-90, yang artinya :

"Dan (Ingatlah kisah) Zakaria, ketika dia menyeru Tuhannya, "Ya Tuhanku janganlah engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah waris yang paling baik. Maka kami memperkenankan do'anya, dan kami anugerahkan kepadanya Yahya dan kami jadikan istrinya dapat mengandung."

Yang kedua, Memiliki anak dan mendidik dengan baik juga termasuk Sunnah.

Annas Bin Malik Radhiyallahuanhu berkata, "Rasulullah SAW memerintahkan untuk menikah dan melarang keras untuk membujang dan berkata "Nikahilah wanita yang sangat penyayang dan mudah beranak banyak karena aku akan berbangga dengan kalian dihadapan para Nabi pada hari Kiamat". (HR. Ibnu Hibban, lihat Al-Irwa' No. 1784).


Yang Ketiga, terlalu banyak dalil perintah agar kita memiliki dan memperbanyak keturunan.

Salah satunya terdapat didalam surah Al-A'raf ayat 86, yang artinya :

"Dan ingatlah diwaktu dahulu kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu."


Yang Keempat, anak juga mendatangkan Rizky dengan izin Allah.

Terdapat dalam surah Al-Isra Ayat 31, yang artinya :

"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan, Kami-lah yang akan memberikan rezeki kepada mereka dan juga kepadamu".


Yang Kelima, Anak adalah harapan kita ketika sudah tua. Ketika kita sudah renta, yang paling ikhlas dalam merawat kita adalah anak kita, terlebih bila anak tersebut ialah anak shalih yang berbakti kepada orang tua, serta mencari Ridha' orang tua.

Rasulullah SAW bersabda,

"Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung pada kemurkaan orang tua" (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad).

Yang Keenam, Anak-anak merupakan amal jariyah yang paling berharga yang akan mendoakan kita ketika kita sudah meninggal kelak. Anak-anaklah yang paling mengingat kita, dan mendoakan kita disaat orang lain melupakan kita.

Rasulullah bersabda :
"Sungguh, Allah benar-benar mengangkat derajat seorang hambanya yang salih di Surga, maka ia pun bertanya, wahai Rabbku, bagaimana ini bisa terjadi? Allah menjawab, berkat istihfar anak mu bagi dirimu". (HR. Ahmad, Ibnu Katsir berkata, isnadnya shahih).

Jelas ya temen-temen, kalau Islam itu melarang Childfree, hukum mematikan fungsi keturunan secara mutlak adalah Haram.

Jadi, temen-temen mari kita do'akan saja semoga Gita Savitri segera menyadari bahwa pandangan dia mengenai Childfree itu telah melanggar ketentuan dalam islam dan semoga ia bisa sembuh dari segala luka yang membuatnya trauma.
Kita tidak boleh menjudge seseorang, menyalahkan seseorang terhadap apa yang ia argumentasikan, lebih baik kita saling mendo'akan saja, karena sesama muslim wajib saling mendo'akan, bukan mengujar kebencian di social media.


Terimakasih guys, sudah membaca...

Semoga bermanfaat yaa :)

Salam,
Dina Amalia Permatasari


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi IBU seperti yang Allah mau - Resume Kajian Ustadzah Halimah Alaydrus

CHICKEN

KEHILANGAN, LALU CARA MOVE ON DARI KEHILANGAN BAGAIMANA?