WEBINAR MILLIONARE YOUTH NAHDLIYYIN ACADEMY (MYNA) BATCH II 2022 HARI KETIGA SABTU, 12 FEBRUARI 2022

WEBINAR MILLIONARE YOUTH NAHDLIYYIN ACADEMY (MYNA) BATCH II 2022 hari ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, Tanggal 12 Februari 2022 pada pukul 13.00 WIB hingga sore hari.

Pembicara pertama yaitu Bapak Guntur Subagja Mahardika, beliau beralamat di Pasar Minggu-Jakarta Selatan, beliau adalah Asisten Staff Wakil Presiden Indonesia, Usahanya adalah dibidang Teknologi Informasi Digital Agribisnis Properti, Strategic, Ketua Umum perkumpulan Insan Tani Indonesia, Dewan Pembina Insan Pariwisata, Wakil Ketua UI 2019-2022. Materi yang beliau sampaikan adalah tentang Peluang Usaha di sektor Pertanian dan Perikanan Prospek Sektor Pertanian dan Perikanan membangkitkan ekonomi nasional dan mensejahterakan masyarakat.

"Indonesia adalah Negara Agro Maritim yang luar biasa, di lintang yang tropic, matahari yang seimbang malamnya, potensi ini belum terangkat dengan baik, rata-rata kondisi perekonomiannya tidak sejahtera" ungkapnya.

Yang pertama beliau bahas adalah Empower To Power, yaitu Capacity Building, Technology Innovation, Product Development, Networking , Social Enterprise. 

Yang kedua beliau bahas mengenai Connecting People, yaitu Petani, Petaninya siap apa enggak? lalu Teknologinya apa dulu?, Pasarnya ada gak?, Modal, dan Branding. "selebihnya bisa dilihat di Youtubenya : Tani TV" pungkasnya.

Bapak guntur menyampaikan bahwa "Kita punya bonus demografi. Generasi Milenial dan Post Milenial mencapai 64,69% penduduk Indonesia. Sementara jumlah generasi muda Indonesia (Generasi X, Milenial, Generasi Z, dan Post Gen Z) Mencapai 85,57%". Orang-orang kaya di Indonesia pada sektor pertanian usia terbanyak diatas 35 tahun. Usia-usia tua, maka perlu memanfaatkan sektor pertanian untuk modal kaya raya, petani kita murah karena jumlahnya sedikit-sedikit. 

Lalu yang ketiga beliau bahas mengenai Krisis Regenerasi Petani, Petani Muda Harapan Baru Sektor Pertanian agar pertanian Indonesia tetap bisa berperan penting dalam perekonomian nasional. Harapan tersebut menguat seiring munculnya fenomena anak-anak muda masuk ke sektor pangan dengan menggunakan platfom teknologi digital. Permasalahan-permasalahan petani yang pertama adalah Lahan, Kepemilikan lahan petani rata-rata 0,2 ha, yang kedua adalah Teknologi, Rendahnya pemahaman teknologi budidaya dan rendahnya penerapan teknologi  tepat guna modern, yang ketiga adalah Manajemen, Tidak mengetahui HPP dan pengelolaan keuangan, dan yang keempat adalah pasar, Tidak memiliki akses pasar dan tidak mengetahui harga pasar.

Kelemahan saat ini adalah harga padi dipetani murah, kualitas kurang begitu bagus, panennya kurang bagus, dijemur diatas plastik karena malah jadi lembab. Ada sektor teknologi sederhana. Transport di sektor logistik, bexa untuk pertanian butuh kebersihan, dll. lalu adanya sektor marketing, bisa melibatkan sektor keuangan dan gaya hidup yaitu kualitas, kapasitas, kontiniuitas.

Yang keempat beliau bahas mengenai Ekspor Komoditas Pertanian Jadi Momentum Kebangkitan Ekonomi. President RI Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor komoditas pertanian, Sektor pertanian mengalami peningkatan meski di saat pandemi Covid-19 melanda yakni mencapai Rp. 451,8 triliun (2020), naik 15,79% dibandingkan 2019 yang hanya 390,16 triliun, President Jokowi meminta agar petani diperkuat dengan akses permodalan, inovasi teknologi, dan pendampingan, Ekspor yang dilepas 627,4 juta ton, Total nilai ekspor Rp. 7,29 triliun, Negara yang menerima tujian ekspor yaitu : China, Amerika Serikat, India, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Inggris, Jerman dan Rusia. Beliau juga membahas tentang Merdeka Ekspor Pertanian yaitu : Perkebunan = 564,6 juta ton, Hortikultura = 7,2 juta ton, Tanaman Pangan = 4,3 juta ton, Peternakan = 4,0 juta ton.

10 Produk Utama Indonesia yaitu Udang, Kopi, Minyak Kelapa Sawit, Kakao, Karet, TPT, Alas Kaki, Elektronika, Komponen Kendaraan Bermotor, Furniture. 

10 Produk Potensial Indonesia yaitu Kerajinan, Produk Perikanan, Obat-Obatan Herbal, Produk Kulit, Makanan Kemasan, Perhiasan, Minyak Nabati, Rempah-rempah, Alat Tulis Non Kertas, Peralatan Medis.

Yang kelima beliau bahas mengenai Ekonomi Kreatif. Berdasarkan data yang dihimpun dalam Opus Creative Economy Outlook tahun 2019, sektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar Rp. 1.105 triliun terhadap produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia berada di urutan ketiga setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan, dalam jumlah kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap PDB negara. Dari 17 Subsektor ekonomi kreatif, tiga diantaranya menjadi penyumbang terbesar PDB dan ekspor. Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), Kontribusi masing-masing subsektor itu adalah 41 persen untuk kuliner, fesyen sebesar 17 persen, dan kriya sebesar 14,9 persen. Selain itu, di tahun 2019 sektor ekonomi kreatif juga menyerap sekitar 17 juta tenaga kerja. Dari data tersebut, menunjukkan bahwa indonesia memiliki potensial yang besar dalam bisnis ekonomi kreatif. 3 Besar Ekraf Dunia, yaitu : Amerika Serikat, Korea Selatan dan Indonesia.

Yang keenam beliau bahas tentang Wirausaha Indonesia, Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah wirausaha di Indonesia naik dari 1,56 persen pada tahun 2014, menjadi 3,1 persen dari jumlah penduduk pada akhir tahun 2016. Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan menekankan bahwa Indonesia harus mampu menembus 14 persen rasio jumlah pengusaha dan berharap semua pihak bisa berkolaborasi agar jumlah ideal pengusaha ini bisa tercapai.

Yang terakhir dibahas beliau mengenai Ekonomi Digital Indonesia Terbesar di Asia Tenggara, Porsi ekonomi digital Indonesia menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, pada 2025, nilai transaksi ekonomi digital diproyeksi mencapai US$ 133 miliar atau sekitar Rp. 1.826 triliun.

Salah satu peserta bertanya "Apabila para petani tidak bisa tebus pupuk bagaimana?"

Beliau menjawab : "yang terjadi di lapangan mindset yang pertama adalah kembali menggunakan pupuk-pupuk lokal yang organik dengan kearifan lokal terintegrasi, ada sapi disekitarnya, ada pertanian, kolam ikan, dll. Kondisi seperti ini yang perlu dipersiapkan. Kurang lebih ada 70 triliun bantuan untuk ini serta bantuan2 biaya lainnya, tapi para petani tidak bisa mengakses itu, karena banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Solusinya yaitu dikembalikan dengan kearifan lokal. Mereka sudah punya mekanisme, optimalkan tentang dana-dana sosial seperti wakaf, dll lalu bekerjasama dengan penggarap, bagi hasil. cara ini adalah sharing ekonomi, pola-pola KSO profit sharing, filosopi dasar, dan kolaborasi dengan semua orang".

Pembicara selanjutnya yaitu Bapak Muhammad Aras Prabowo, S.E, M.Ak. Beliau adalah Direktur Lembaga Profesi Ekonomi & Keuangan PB PMII dan juga Dosen Akuntansi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia. Pak Aras membahas tentang Perencanaan Bussiness Plan.

Yang pertama beliau bahas adalah potensi Maritim Indonesia, 

Yang kedua beliau bahas adalah Potensi Pertanian Indonesia, 

Yang ketiga beliau bahas adalah Potensi StartUp Indonesia,


Lalu yang keempat beliau bahas adalah tantangan di Indonesia, salah satunya Dampak COVID-19,


Yang kelima beliau bahas ialah solusi Indonesia,


Lalu materi selanjutnya yang Pak Aras bahas mengenai Membangun Karakter Pemuda, yaitu menentukan tujuan dan target yang jelas, studi sebagai alat bukan tujuan, lebih berorientasi pada "Performance" daripada "Status", tidak hanya berorientasi pada aktivitas Akademik (Kuliah), mau mengembangkan diri dan Koboratif.  Keberlanjutan Bisnis "Bisnis yang kuat adalah yang mampu bertahan disetiap situasi atau berkelanjutan, untuk menjawab tantangan dan kendala yang dihadapi dalam bisnis harum memiliki pemahaman yang dihadapi dalam bisnis harum memiliki pemahaman yang komprehensif terhadap fenomen yang terjadi di dalam maupun di luar lingkungan bisnis. Silaturahim adalah kunci untuk menjawab seluruh tantangan dan kendala agar bisnis mampu bertahan dan berkelanjutan" Ungkapnya.

Pak Aras juga membahas mengenai Kerangka Bisnis, yang pertama Executive Summary Perusahaan (Menjelaskan secara singkat dan padat isi dari bussines plan yang dibuat), yang kedua Deskripsi perusahaan (Menginput sejarah perusahaan, visi dan misi, tujuan perusahaan dan mitra perusahaan), yang ketiga Produk atau Layanan (Menjelaskan produk atau layanan yang ditawarkan dan kelebihannya), yang keempat Analisis Pasar (Meliputi Indentifikasi pesaing, analisis swot, dan analisis segment, targeting, positioning)., yang kelima Strategi Pemasaran (Meliputi pemasaran offline dan pemasaran digital) dan yang keenam Budgeting (Meliputi rencana keuangan perusahaan keseluruhan).


Pembicara selanjutnya adalah Bapak Iman Sugema (Komisaris BNI)

Beliau lahir pada tahun 1964. Memperoleh gelar Sarjana (S1) jurusan Agribisnis dari IPB, Sarjana (S2) dari Universiry Of New England, Sarjana (S3) Jurusan Economic's dari The Australian National University. Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Komisaris PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk (2016). Dosen Fakultas Ekonomi IPB, Lektor Kepala Fakultas Ekonomi IPB. Yang Beliau Bahas tentang "Tarekat Financial, sebuah landasan berpijak atau landasan berfikir"


yang pertama mengenai Maqom Kekayaan, 



  

Yang kedua adalah Maqom Rezeki, yaitu Qodariyah (Qorun), Fatalis (Jabariyah), dan Ikhlas.


 

Pembahasan ketiga adalah Membangun tarekat Finansial, yaitu : 
1. Mindset, Perubahan mindset adalah prasyarat dalam pengembangan SDM pengusaha unggul.
2. Prioritisasi, Mengedepankan penguatan ekonomi kecil untuk multiplier effect yang lebih luas.
3. Jama'ah, Tarekat financial harus didasari prinsip kebersamaan untuk memajukan ekonomi umat secara kolektif.
4. Kreativitas, Mendorong pemikiran baru dalam pengembangan bisnis sebagai bagian dari ikhtiar.
5. Adaptif, Mampu mengikuti dan memanfaatkan perkembangan teknologi.
6. Keseimbangan, Kemandirian finansial harus dipandang sebagai bagian dari ibadah.

dan pembahasan terakhir mengenai Islamic Sosial Finance. The power of giving,
  


Pembicara selanjutnya diisi oleh Bapak Dr. H. Mustadin Taggala, S.PSI, M.SI,
Beliau adalah Kabag Humas, Hukum dan Sistem Informasi Deputi 2 Kemenpora RI.
Yang beliau bahas adalah tentang Manajemen SDM untuk Efektivitas dan Efisiensi Bisnis di Masa Pandemi :

"Training developmentnya itu, orang-orang yang ditempatkan tidak kompetible, maka biayanya sangat tinggi, semakin berkualitas maka semakin besar waktunya" ungkapnya.
- Manfaat dan fasilitas sebagai karyawan
- Kompensasi terhadap perusahaan
- Hubungan antara karyawan diinternal maupun diluar
- External nya ini ada kaitannya, pengelolaan Sdm berjalan sendiri.

Bertahan organisasi di masa pandemik ini semakin besar, maka e-learning sistemnya itu harus saling menyatu strategic manajemennya, saling membincangkan apa saja yang harus dilakukan. 
- Strategic planningnya seperti apa?
- Human resource nya itu bagaimana?
- Strategi Pasar, Produksi, Gaining resourches, dll.

Each ar dan strategic plan ini harus dibangun kesesuaiannya, semakin kuat maka semakin besar peluang untuk berhasil menghadapi pandemik. Perencana organisasi dan pengelola Sdm tidak berada dalam satu, dimana karyawan sibuk membicarakan karyawan lain, dll. Tapi sibuk membicarakan gimana planningnya, Snap identification bahwa ada banyak Gap yang terjadi didalamnya sehingga perusahaab collabs (Bangkrut). Banyak Gab manajemen yang terjadi didalamnya, sehingga perusahaan gagap menghadapi situasi, hal yang tidak kalah penting yang harus dipikirkan, bagaimana membentuk culture karyawan dan mindset karyawan, perubahan-perubahan strategic terhambat, restistansinya cukup tinggi akan sangat mudah ditolak oleh karyawan, pola ritme kerja maka mengganggu kenyamanan karyawan, dalam menghadapi ketidakpastian pandemi ini maka jangan heran kalau masyarakat perlu proses.

Contoh : Peraturan pemerintah berubah-ubah, masyrakat komplain. Berarti mindsetnya belum menyatu bahwa situasi yang dihadapi adalah situasi yang tidak menentu, tentu perubahan ini tidak menentu disebabkan kondisi external dari kehidupan yang terus berubah, kita dipaksa untuk berubah adalah kondisi external maka mindset kita harus lebih fleksible.

"Strategic organisasi dengan Human Resource harus sejalan, situasi psikologis yang kacau, cara merubah pandangannya. Butuh dialog, butuh komunikasi penggerak perubahan dengan mereka-mereka yang diajak berubah. Cara membuat orang berubah adalah mendialogkan perubahan, yang bisa membuat restichange nya berubah" ungkapnya.

Rendy Prihartono, S.H. CEO PeMuda HPN dalam closing statementanya menyatakan bahwa Anak Muda dan Orang Tua itu layaknya dua kutub dalam Magnet, yang kita ketahui bersama perbedaan kutub itu membuat adanya daya tarik menarik, sehingga perlu adanya kolaborasi dan bimbingan antara anak muda dan orang tua agar terjadinya kesinamnungan dalam Gerakan Ekomoni.


*Dina Amalia Permatasari*







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi IBU seperti yang Allah mau - Resume Kajian Ustadzah Halimah Alaydrus

CHICKEN

KEHILANGAN, LALU CARA MOVE ON DARI KEHILANGAN BAGAIMANA?